Asal Usul Nama Bangka

Sejarah Asal Usul Nama Bangka

Asal Usul Nama Bangka juga tercatat dalam catatan asing, seperti catatan Cina, Portugis, Belanda, dan Inggris, serta kertas-kertas dari Kesultanan Palembang-Darussalam dan Banten.

Dokumen-dokumen sejarah ini menunjukkan bahwa Pulau Bangka adalah pulau yang sangat makmur. Dengan tanaman (lada) dan barang tambang (timah). Selama periode Kesultanan, kedua barang ini merupakan komoditas utama.

Selain itu, letaknya strategis di jalur pelayaran yang menghubungkan Jawa, India, Asia Tenggara daratan, dan China. Sebagai kota yang memiliki sejarah panjang, tentunya banyak sekali peninggalan budaya yang ada, baik berupa bangunan maupun artefak budayanya.

Umat Hindu menduduki pulau Bangka pada abad ke-7, menurut sejarah. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, Pulau Bangka termasuk bagian taklukan Kerajaan Agung. Begitu juga dengan Mataram dan Majapahit tercatat pernah menguasai Pulau Bangka.

Namun, meskipun letaknya strategis, pulau Bangka kurang mendapat perhatian saat itu. Meski ditemukan oleh orang Eropa, pulau ini tetap menjadi pelengkap pulau Sumatera yang tidak berguna karena pulau ini tidak memproduksi rempah-rempah sesuai permintaan.

Karena ditinggalkan oleh penguasa pada saat itu, Pulau Bangka menjadi incaran para perompak (Lanun) sehingga menimbulkan gejolak dan kesengsaraan yang besar bagi penduduknya.

Asal Usul Nama Bangka 

Pulau “Banka” disebutkan dalam sejumlah karya dari pertengahan abad kedua puluh. Seorang ahli pertambangan terkemuka kemudian mengusulkan kepada Cornelis de Groot agar nama itu dieja “Bangka.” Nama Pulau Bangka adalah:

Asal Usul Nama Bangka
National Geographic

Mo-Ho-Hsin

Asal kata Bangka dari I-Tsing adalah Mo-Ho-Hsin, dan letaknya di Kota Kapur, dekat dengan Sriwijaya. Kota Kapur terletak di tepi Selat Bangka, menghadap ke Delta Musi. Moho berasal dari kata Sansekerta moha, yang berarti “bingung” atau “bingung”.

Berdasarkan konsep ini, Nia Kurnia (1983) memadukan istilah bangka dengan frasa tua bangka, yang berarti orang tua dan bubar.

Vanca, Wangka

Pada abad pertama SM, nama “Wangka” muncul dengan nama “Swarnabhumi.” Swarna bhumi diakui sebagai Pulau Sumatera dalam sastra klasik India Milindrapantha, meskipun sangat diperdebatkan bahwa yang disebut “Wangka” adalah Pulau Bangka.

Dalam bukunya Epigraphy and History of the Archipelago, Louis-Charles Damais menggarisbawahi bahwa nama Bangka berasal dari kata wangka (vanca).

Bangkai

Pada masa Dinasti Ming, Pulau Bangka dikenal sebagai Ma-Yi-dong atau Ma-Yi-Tung (1368-1643). Ma-yi-dong seharusnya berada di sebelah barat Pulau Gao-lan atau Pulau Belitung. Para pedagang Arab menjuluki pulau Bangka ma-yin-dong. Istilah ini berasal dari kata mayat, yang merupakan bahasa halus dari kata bangkai.

Biasanya yang dimaksud “bangkai” yang dimaksud adalah kapal karam yang tenggelam atau rusak parah akibat terumbu karang yang menutupi sisi timur pulau ini.

Wangkang

Pendapat lain berpendapat bahwa nama Pulau Bangka berasal dari frasa waka atau wangkang, yang mengacu pada puing-puing kapal Cina yang tenggelam di lepas pantai Pulau Bangka.

Bangka di Masa Pleistosen 

Zaman Pleistosen berlangsung antara 1.808.000 dan 11.600 tahun. Juga dikenal sebagai Zaman Es, ketika suhu global 15 derajat Celcius lebih rendah dari sekarang (Kauterzeit). Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa, Kepulauan Bangka-Belitung, dan Kalimantan terintegrasi dengan benua Asia selama periode tersebut.

Zaman Pleistosen melihat dua peristiwa geologis besar: Zaman Es (didefinisikan oleh ukuran lapisan es di kedua kutub dunia) dan Zaman Interglasial (Zaman Es mencair lagi). Data pemetaan geomorfologi Obdey dari tahun 1954 memperjelas teori geologi ini. Ia menyimpulkan bahwa sepanjang zaman Sriwijaya, Bangka dan Belitung masih berhubungan dengan Kepulauan Lingga, Riau, dan Semenanjung Malaya.

Penemuan gigi gajah Elephas Sumatranus di deposit timah di Bangka oleh F. Martin pada tahun 1804 memperkuat keyakinan bahwa pada Pleistosen, Bangka masih terhubung dengan pulau Sumatra, Kalimantan Barat, dan daratan Asia. Seiring waktu, tanah ini telah dipisahkan menjadi pulau-pulau kecil dan saluran air yang dangkal dan sempit.

Dmikian ulasan kita kali ini, jika Anda tertarik dengan sejarah Asal Usul Nama Bangka dan keindahan Bangka mari bergabung dengan Paket Tour Belitung untuk info menarik seputar Bangka dan wisatanya. Dijamin Anda akan terpesona. / Dy

Baca Juga: Mengulik Sejarah Labuan Bajo